Arah.

Kau menanti pagi ketika aku selalu bersama malam,

Padahal kita sama-sama menunggu sebuah sinar, tapi mengapa terasa tidak searah?

Apa bayangku tidak cukup nyata pada ujung jalan yang selalu kau tuju itu?

Angin berhembus dari arahmu lalu mendekat dengan melerai rambutku,


Ia berbisik padaku, "gerak-gerikmu tidak menunjukan apapun."

"Karena ia tidak melihat mataku, sorot tajamnya yang berbicara."

"Kau harus lebih mendekat dengan matahari. " 

"Mendekat? Aku takut, pagi terlalu ramai untuk aku yang terbiasa dengan keheningan malam."

"Lalu bagaimana kau akan menemukan arah itu jika kau takut untuk berjalan?"

"Aku juga tidak tahu. Aku sering memberanikan diri berjalan ke arah yang lain untuk menemukan seseorang yang aku tuju,  namun nyatanya tidak ada yang menungguku disana, harus berapa kali lagi aku akan berada di siklus itu? jika kau bisa lihat aku sudah berdarah-darah, butuh waktu yang lama untuk sembuh lagi."


Ujung jalan ini menjadi saksi bisu dimana aku selalu berharap akan ada seseorang yang  menungguku disana setelah aku berani untuk bangkit. Malam selalu menemaniku kala aku membutuhkan energi untuk sembuh setelah aku terjatuh pada lubang yang sama. Jembatan yang aku lalui waktu demi waktu itu juga melihatku kala aku berlari untuk menghampiri seseorang yang nyatanya tidak ada disana. 

Aku hanya bisa berharap pada bintang di langit, untuk tetap menyinariku dan menyembunyikan sekujur badanku yang penuh luka agar tidak terlihat oleh orang lain yang akan datang lagi. Aku juga berharap pada semesta agar suatu hari nanti aku dapat tenggelam pada seseorang yang dapat tenggelam dengan sepi yang juga mencintai malam-malamku.



***

Follow me on another platform! <3

Medium : nillenia38

Tumblr : ainellin.tumblr.com

Comments

Popular posts from this blog

#14 : Keep Going.

Terjemahan Lirik Lagu Douki Shimazaki Haruka AKB48

Nadiary's #3 : HAI AKU KEMBALII