#16 : Perspektif Tentang Rumah.
Langit sedang bersuka cita dengan memaparkan keindahannya lewat awan dan matahari,
padahal yang kutahu didalamnya sedang berduka hebat.

Bagaimana tidak?
berperang pada sesuatu yang bahkan entah bagaimana wujudnya bisa mematikan seisi dunia ini. Keadaan sedang marah, membuat seisinya mengeluh,bersedih dan berduka.
karena saat ini beberapa orang hanya butuh tempat untuk pulang.
Dibalik semua keluhan dan amarah karena dunia tidak bisa menyaksikan keindahan langit,
merasa lebih baik kah kamu ketika berada dirumah?
Rumah.
satu kata apa yang terlintas dibenakmu?
Nyaman,
Tempat singgah,
Sepi,
Tenang,
atau hal yang kamu cari pada benak orang lain?
Untuk sebagian besar orang mungkin sedang mencari dimana letak rumah sebenarnya. Yang bisa mendengarkan cerita, memberi kenyamanan, berteduh dan melukiskan imajinasinya masing-masing.
Padahal yang selama ini kamu cari dan kamu tunggu adalah tempat yang saat ini kamu pijak.
Keadaan ini membuatmu bertemu pada rumah sebenarnya,
bukan orang, tapi sebuah tempat dimana kamu bisa menemukan dirimu sendiri.
Namun aku sadar sebagian besar cara orang menemukan dirinya sendiri adalah lewat orang lain.
Karena yang aku tahu, beberapa orang tidak suka rumah. Keadaan membuatnya lebih kacau, seakan bukan rumah namun seperti penjara. Bisakah itu disebut rumah? Aku rasa tidak.
Pernah tidak terpikirkan kalau keadaan ini ternyata menyuruhmu untuk membuat rumahmu sendiri?
Iya, rumah yang isinya hanya dirimu, segala hal tentangmu, dan kamu isi dengan hal-hal yang kamu sukai tanpa harus mengizinkan siapapun masuk.
Karena pada akhirnya, kamu tidak bisa selalu menumpang pada rumah seseorang. Kamu harus membangun rumahmu sendiri. Sebagus apapun sebuah rumah, jika isinya bukan sesuatu yang kamu suka, itu tidak bisa dikatakan sebagai rumah.
"Home is where you are loved the most and act the worst." -Marjoley Pay Hinckley
Sincerely,
Nadira Illenia
Comments
Post a Comment